Teknik elektro, ITERA, EL ITERA
Alumni Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Institut Teknologi Sumatera (ITERA), angkatan 2017, Muhammad Anbia Senggagau, S.T. berhasil mendapat perkerjaan di salah satu consulting company terbesar dunia, yaitu Accenture. “Merupakan sebuah kebanggan besar untuk bisa bersaing dengan para alumni kampus terbaik di Indonesia,” ucapnya, hal ini karena pada hari pertama orientasi di perusahaan tersebut, Ia bertemu berbagai macam alumnus kampus terbaik papan atas se-Indonesia, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Indonesia (UI) dan bahkan ada salah satu almunus dari universitas di luar negeri.
Muhammad Anbia Senggagau, S.T., adalah seorang wisudawan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi, 3,76 (Cum Laude), di antara wisudawan Teknik Elektro lainnya pada periode Juli 2021. “Setelah wisuda, ada sekitar 3 bulan saya berstatus jobless,” ujarnya, kemudian Ia teruskan, “Tapi selama rentang 3 bulan tersebut saya mencoba untuk kembangkan skill saya, salah satunya skill programming. Kemudian saya juga melakukan kerja paruh waktu sebagai pengajar les private di suatu Lembaga pengajar di Bandar Lampung.” Perusahaan pertama yang menjadi persinggahan Anbia adalah CAD-IT Consultant (Asia) yang berpusat di Singapore, namun Anbia berkerja secara professional di salah satu cabang perusahaan tersebut yaitu Indonesia, lebih tepatnya berlokasi di Menara Bank Rakya Indonesia (BRI), Kota Bandung, Indonesia.
“Sebenarnya kalo boleh jujur, saya pun hampir tidak lolos seleksi, karena saat saya lihat, saya menjadi yang peringkat terakhir untuk lolos seleksi bekerja di CAD-IT,” ucapnya, dan benar saja, di hari pertama perkenalan, Anbia menjadi satu-satunya Karyawan yang berasal dari Perguruan Tinggi dari Sumatera. “Rata-rata karywannya para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), ada juga beberapa dari UGM dan ITS, tapi paling banyak di ITB, mungkin karna memang domisili Kantornya di Bandung yaa,” timpal Anbiya lagi dengan antusias. Meskipun pada awalnya Ia agak minder dengan rekan-rekan kerjanya, namun hal tersebut yang memotivasi Anbia untuk terus berkembang.
Setelah sekitar 5 bulan telah berlalu, Anbia mencoba untuk mencari kesempatan berkarir di perusahaan yang lebih besar, hal ini dipicu saat Ia melihat postingan di platform LinkedIn yang menampilkan peringkat perusahaan consulting terbaik di dunia, dan Accenture menjadi nomor 1 pada peringkat tersebut. Tidak berpikir panjang, Ia pun langsung mencari lowongan pekerjaan di Accenture Indonesia dan memasukkan lamarannya. “Besoknya, saya langsung ditelfon oleh pihak Accenture Philippines untuk phone interview,” ujar Anbiya mengenang proses tersebut. Hingga akhirnya Anbia pun lolos seleksi dan menjadi dari bagian dari Accenture Indonesia. Anbia mengungkapkan bahwa Bahasa Inggris merupakan jembatan besar untuk bisa berkarir di Perusahaan Multinasional. “Waktu wawancara kerja di CAD IT, saya make Bahasa Indonesia di 2 wawancara pertama, dan di akhir wawancara, karena yang Interviewer-nya orang Singapore, jadinya menggunakan Bahasa Inggris. Tapi saat di Accenture, semua tahapan yang saya jalanin menggunakan full Bahasa Inggris semua, karena recruiter-nya orang Filipina.”
Di masa Orientasi Accenture, kali ini Anbia lebih percaya diri dibanding saat di CAD IT Consultant (Asia), meskipun masih menjadi satu-satunya alumni dari kampus yang jarang dikenal orang lain. Menurutnya, kehadirannya di salah satu perusahaan besar akan menjadi referensi untuk para alumni ITERA lainnya bahwa almamater ITERA layak dipertimbangkan oleh para penyalur kerja. Selamat Anbiya, semoga dapat memotivasi seluruh Civitas Akamedika Prodi Teknik Elektro ITERA secara khusus, ITERA secara umum, agar terus berpresetasi membawa nama ITERA dikenal di dunia.
Editor by Muhammad Reza Kahar Aziz, S.T., M.T., Ph.D.